Minggu, 08 Februari 2015
Masih banyak rakyat miskin di Papua hidup dekat tambang Freeport
Gubernur Papua, Lukas Enembe menemui Menteri ESDM Sudirman Said di kantornya, Jakarta, Jumat (6/2), khusus membahas soal Freeport. Dalam pertemuan ini, Lukas meminta pemerintah pusat mencari solusi agar keberadaan PT Freeport Indonesia di Papua benar-benar bisa berdampak pada kesejahteraan rakyat Papua dan Indonesia pada umumnya.
Dari pengakuan Lukas, kemiskinan di Papua masih sangat tinggi. Angkanya mencapai 31 persen, jauh di atas angka kemiskinan nasional. Pemerintah Provinsi Papua menargetkan angka kemiskinan bisa turun menjadi 27 persen.
Ironinya, sebagian besar rakyat Papua yang miskin, justru hidup dekat tambang emas yang dikelola Freeport. "Ketertinggalan dan kemiskinan masih depan mata kita itu 31 persen," ucap Lukas.
Lukas mengakui, pemerintah daerah menginginkan Freeport tetap ada di Papua. Hanya saja, kehadiran Freeport harus lebih bermanfaat untuk masyarakat. Kehadiran Freeport harus memberi kemajuan dan kesejahteraan untuk rakyat Papua.
Secara tegas dia mengingatkan agar Freeport tidak hanya mengeruk hasil alam Papua dan melupakan masyarakatnya.
"Kehadiran Freeport harus lebih pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Jangan mereka untung lebih kita dapat sedikit. Freeport bersedia menerima itu. Kami sepakat dengan menteri melakukan tahapan tahapan ini. Kepentingan Papua dan kepentingan Indonesia," katanya.
sumber : www.merdeka.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar